Periode Pertama (I) - Kelima (V) Wali Songo
Dalam pertemuannya dengan Sultan Muhammad I (Raja Turki) saat itu, Sayyid Jumadil Kubro mengusulkan agar Sultan Muhammad I mengundang beberapa Ulama dari wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara yang memiliki karomah besar untuk diajak musyawarah membahas kegiatan dakwah Islam dan pengembangannya di Pulau Jawa.
Setelah mendengar dan memperhatikan cerita pengalaman dan temuan Sayyid Jumadil Kubro tentang situasi dan keadaan agama Islam di daerah Pulau Jawa, Akhirnya disepakati bahwa untuk melakukan kegiatan dakwah ke Pulau Jawa ditunjuk dan ditugaskan 9 (Sembilan) orang Ulama (Auliya’) dengan berbagai keahliannya masing-masing. Sembilan orang itu akan dibagi jadi tiga bagian, Jawa Timur tiga orang Ulama, Jawa Tengah tiga orang Ulama, Jawa Barat tiga orang Ulama, dengan masa bhakti satu abad (seratus tahun) apabila terjadi ada yang wafat atau pindah dari Pulau Jawa harus mengadakan rapat untuk mencari penggantinya. Kesembilan Ulama tersebut selanjutnya dilembagakan dan ditetapkan dengan sebutan WALI SONGO yang untuk pertama kalinya beranggotakan Sembilan Ulama, beliau-beliau adalah :
Periode Pertama (I) Para Wali
Ulama dari Turki, ahli Tata Negara dan pengobatan, beliau berdakwah di Jawa Timur, Wafat di Gresik - Jawa Timur, 1419 M.
2. Maulana Ishak
Ulama dari Samarkhan beliau putra dari Sayyid Jumadil Kubro, ahli pengobatan, berdakwah di Jawa Timur, setelah tugas di Blambangan Banyuwangi beliau pindah ke Pasai. Menurut KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur) beliau wafat dan dimakamkan di Jombang, di Jl. Garuda Dusun Tambakberas Desa Tambakrejo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang (Jawa Timur).
3. Maulana Jumadil Kubro
Ulama dari Samarkhan Azarbaijan, ahli militer dan beliau terkenal sebagai orang sakti, berdakwah di lingkungan kerajaan Majapahit, wafat di Troloyo Mojokerto tahun 1465 M.
4. Maulana Ahmad al Maghroby (Sunan Geseng)
Ulama dari Maroko Afrika Utara, beliau terkenal sebagai orang yang kuat dan sakti berdakwah di Jawa tengah, wafat di daerah Mojopahit dan dimakamkan di Pesantrennya Jati Anom Klaten tahun 1465 M.
5. Maulana Malik Isroil
Ulama dari Turki ahli mengatur Negara, berdakwah di Jawa Tengah, wafat di daerah Gunung Santri Cilegon Jawa Barat tahun 1435 M.
6. Maulana Muhammad Ali Akbar
Ulama dari Persia (Iran) ahli pengobatan dan pertanian, berdakwah di Jawa tengah, wafat di daerah Gunung Santri Cilegon Jawa Barat tahun 1435 M.
7. Maulana Hasanuddin
Ulama dari Palestina, berdakwah di Jawa Barat dan beliau terkenal sebagai orang sakti, wafat tahun 1462 M, dimakamkan di samping Masjid Banten Lama.
8. Maulana Alayuddin
Ulama dari palestina, berdakwah di Jawa Barat, wafat tahun 1462 M, dimakamkan di samping Masjid Banten Lama.
9. Syekh Subakir
Ulama dari Persia (Iran) ahli supranatural (tumbal tanah) angker/mengusir jin, setan, genderuwo dan sebagainya), tugasnya di Pulau Jawa, beliau kembali ke negerinya Persia tahun 1462 M setelah selesai tugasnya.
Dari Sembilan Ulama (Wali Songo) generasi pertama ini yang ditunjuk sebagai pemimpin atau Mufti adalah Maulana malik Ibrahim yang bertempat tinggal di Gresik.
Sembilan Ulama Wali Songo diberangkatkan oleh Sultan Muhammad I dari Turki ke Pulau Jawa pada tahun 1404 M dengan mengendarai kapal dagang dan membawa barang dagangan yang diperkirakan laku diperdagangkan di Pulau Jawa.
Periode Kedua (II) Para Wali
1. Sayyid Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
Beliau menggantikan Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 M dan dimakamkan di Gresik. Beliau menjadi Mufti Wali Songo selama 15 tahun.
2. Maulana Iskhak
3. Maulana Jumadil Kubro
4. Maulana Ahmad al Maghriby (Sunan Geseng)
5. Sayyid Ja’far Shodiq (Sunan Kudus)
Beliau menggantikan Maulana Malik Isroíl yang telah wafat pada tahun 1435 M, beliau menjadi anggota Wali Songo selama 31 tahun dan dimakamkan di Gunung Santri Cilegon Jawa Barat.
6. Sayyid Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)
Beliau menggantikan Maulana Ali Akhbar yang telah wafat pada tahun 1435 M dan beliau dimakamkan di Gunung Santri Cilegon Jawa Barat. Beliau menjadi anggota Wali Songo selama 31 tahun.
7. Maulana Hasanuddin
8. Maulana Aliyuddin
9. Syekh Subakir
Periode Ketiga (III) Para Wali
1. Sayyid Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
2. Syekh Maulana Ainul Yakin (Raden Paku) / Joko Samudro / (Sunan Giri)
Putra Maualana Iskhak dengan Dewi Sekardadu Blambangan, beliau menggantikan ayahnya bernama Maulana Iskhak karena pindah ke Pasai.
3. Maulana Sayyid Jumadil Kubro
4. Maulana Ahmad Al Maghriby (Sunan Geseng)
5. Sayyid Ja’far Shodiq (Sunan Kudus)
6. Sayyid Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)
7. Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang)
Beliau Putra Sunan Ampel menggantikan Maulana Hasanuddin yang wafat pada tahun 1462 M, beliau dimakamkan di samping Masjid Banten Lama. Beliau menjadi anggota Wali Songo selama 65 tahun.
8. Raden Qosim (Sunan Drajat)
Beliau anak Sunan Ampel menggantikan Maulana Aliyuddin dari Palestina wafat tahun 1462 M. beliau di makamkan di samping Masjid Banten Lama. Beliau menjadi anggota Wali Songo selama 58 tahun.
9. Raden Said (Sunan Kalijaga)
Putra Adipati Wilatikta Tuban menggantikan Syeikh Subakir yang kembali ke negaranya Persia karena tugas-tugasnya sudah selesai di pulau Jawa. Beliau menjadi anggota Wali Songo selama 59 tahun. Rapat Wali Songo periode III tersebut diselenggarakan di Ampel Surabaya.
Periode Keempat (IV) Para Wali
1. Sayyid Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
2. Syekh Maulana Ainul Yakin (Raden Paku) / Joko Samudro / (Sunan Giri)
3. Raden Hasan (Raden Patah) / Sultan Demak
Menggantikan Sayyid Jumadil Kubro yang wafat pada tahun 1465 M.
4. Raden Umar Said (Sunan Muria)
Mengggantikan Maulana Ahmad Al Maghriby yang wafat pada tahun 1465 M.
5. Sayyid Ja’far Shodiq (Sunan Kudus)
6. Fathullah Khan atau biasa disebut orang Faletehan.
Beliau menggantikan ayahnya Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) yang sudah terlalu tua.
7. Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang)
8. Raden Qosim (Sunan Drajat)
9. Raden Said (Sunan Kalijaga)
Periode Kelima (V) Para Wali
1. Syekh Maulana Ainul Yakin (Raden Paku) / Joko Samudro / (Sunan Giri)
2. Raden Hasan (Raden Patah) / Sultan Demak
3. Raden Umar Said (Sunan Muria)
4. Sayyid Ja’far Shodiq (Sunan Kudus)
5. Fathullah Khan atau biasa disebut orang Faletehan
6. Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang)
7. Raden Qosim (Sunan Drajat)
8. Raden Said (Sunan Kalijaga)
9. Syekh Lemah Abang (Syekh Siti Jenar)
Menggantikan Sayyid Ali Rahmatullah (Sunan Ampel) yang telah wafat pada tahun 1478 M.
Wali Songo Periode Kelima (V) ini Muftinya di jabat oleh Sunan Giri, pada masa Mufti dijabat oleh Sunan Giri ini, seorang anggota Wali Songo, Syeikh Siti Jenar wafat, atas wafatnya Syeikh Siti Jenar, akhirnya Sunan Giri mengangkat Ki Pandanarang (Sunan Bayat) bekas Adipati Semarang sebagai penggantinya.
Setelah kami uraikan para Wali Songo Periode Pertama (I) samapi Periode Kelima (V) ini untuk memperjelas siapa saja Wali Songo itu?, bahkan pada umumnya masyarakat luas memahami anggota Wali Songo yang beranggotakan Sembilan orang itu hanya beliau-beliau ini :
- Maulana Malik Ibrahim (Gresik)
- Maulana Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
- Maulana Maqdum Ibrahim (Sunan Bonang)
- Maulana Ainul Yaqin (Sunan Giri)
- Raden Qosim (Sunan Drajat)
- Raden Umar Said (Sunan Muria)
- Sayyid Ja’far Shodiq (Sunan Kudus)
- Raden Said (Sunan Kalijaga)
- Sayyid Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati)
Setelah Wali Songo Periode Kelima (V) ini sudah tidak ada rapat pembentukan anggota baru lagi, disebabkan para santri-santri Wali Songo di seluruh Pulau Jawa sudah banyak menjadi tokoh agama Islam (Ulama) sehingga hamper lima puluh persen penduduk pulau Jawa sudah memeluk agama Islam. Atas jasa-jasa dan perjuangan semua anggota Wali Songo.
Sumber :
- Punjer Wali Songo – Sejarah Sayyid Jumadil Kubro Penyusun : H. Moch. Cholil Nasiruddin
- Silsilah Sayyid Jumadil Kubro wa Usulihi wa Furuíhi, dikutib dari Kitab Tarikh Auliya’ Mustofa Bisri – Rembang
- Silsilah Rasulullah dikutib dari keterangan K.H. Mahmud bin Muhtar bin Siddiq Al Khoyyathi PP Salafiyah Darul Ulum Pelumbon Cirebon Jawa Barat.
Post a Comment Blogger Facebook