Biografi Al-Ghazali: Sang Hujjatul Islam

<div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtfCZKEQbFDbADmAVyjFfsUmuyVEfTVGFHVc67xDaykbWbl-ByeH3dG-oFdAkegzbEkvOq203aneVT-O84GjP_udG1JyAHxBjV2HdjPHNMoGY4VFA97s78-7zeJtcRDfFm3UCoGymYv9w/s1600/imam-ghazali.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtfCZKEQbFDbADmAVyjFfsUmuyVEfTVGFHVc67xDaykbWbl-ByeH3dG-oFdAkegzbEkvOq203aneVT-O84GjP_udG1JyAHxBjV2HdjPHNMoGY4VFA97s78-7zeJtcRDfFm3UCoGymYv9w/s320/imam-ghazali.jpg" width="226" /></a></div><div style="text-align: justify;">Dialah Muhammad Bin Muhammad Bin Muhammad Abu Hamid Al-Ghazali Al-Mujtahid Al-Faqih Al-Ushuli Al-Mutakallim Ath-Thusi Asy-Syafi'i.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Beliau dilahirkan pada tahun 450 H. Al-Ghazali mempunyai seorang ayah yang soleh sufi menjaga hati dan tangannya untuk melakukan yang halal.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Sebelum ayahnya meninggal beliau berwasiat kepada temannya yang sholeh juga sufi untuk menjaga putranya yang bernama Abu Hamid Al-Ghazali sama saudaranya yang bernama Ahmad Al-Ghazali.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Setelah beranjak beberapa tahun berlalu, uang dan bekal yang dititipkan sang ayah untuk Imam Al-Ghazali dan saudaranya Imam Ahmad Al-Ghazali akhirnya habis juga sehingga mereka berdua terpaksa disekolahkan di Madrasah Nidzomiyah di Baghdad, Iraq. Setelah Al-Ghazali mengusai segala bidang ilmu, baik dalam Ilmu Fiqih, ilmu Jidal (debat ilmiah), Ilmu Ushul dan Filsafat. Akhirnya Al-Ghazali memilih jalan Sufi dan beliau menuju ke negara Syam untuk 'Uzlah (menjauh dari hiruk pikuk) serta Kholwah (menyendiri) di Menara Masjid.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Adiknya, Ahmad lebih awal memilih jalan Sufi. Nah, di sini ada sebuah kisah anatara Al-Ghazali sama Ahmad Al-Ghazali. Pernah suatu hari Al-Ghazali menjadi Imam dalam Shalat berjama'ah sedangkan Ahmad menjadi Ma'mumnya, sampai di pertengahan Ahmad berpisah dari jama'ah (Mufaroqoh) Kakaknya Al-Ghazali. Setelah selesai Shalat Al-Ghazali menanyakan kepada Ahmad kenapa dalam Shalat tadi engkau berpisah dari jama'ahku wahai saudaraku kata Al-Imam Al-Ghazali.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Lantas Ahmad menjawabnya mengapa saya harus berjama'ah dengan seseorang yang berlumuran darah di pundaknya. Akhirnya Al-Ghazali terbayang-bayang dengan menjawabnya: "Wahai saudaraku, engkau memang benar tadi ketika saya jadi Imam, memang saya tidak Khusu' saat Shalat, akan tetapi saya mengingat-ngingat tentang Darah Haid, Darah Nifas dan Istihadoh.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Ghazali waktu itu sudah mempunyai karangan Kitab Al-Basith, Al-Wasith dan Al-Wajiz yang menjelaskan tentang Ilmu Fiqih dalam Madzhab Syafi'i. Ternyata masih kalah hebatnya dengan saudaranya sendiri yang bernama Ahmad Al-Ghazali. Akhirnya Al-Ghazali memilih jalan Shufi dan memilih untuk pergi ke Negara Syam.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Perjalanan Ilmiah Imam Al-Ghazali</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Beliau mulai menuntut ilmu sejak masa kecilnya yaitu Ilmu Fiqih kepada Al-Imam Ahmad Bin Muhammad Ar-Rodhakoni di kota Baghdad, lalu Al-Ghazali melanjutkan studinya ke negara Jurjan, beliau belajar kepada Al-Imam Abi Nashr Al-isma'ili, Kemudian Al-Ghazali melanjutkan studinya ke Kota Naysabur untuk menimba ilmu kepada Al-Imam Al-Haromain Mufti Kota Mekkah dan Madinah.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Setelah Al-Imam Haromain wafat, Al-Ghazali keluar menuju seorang Mentri. Pada saat itu Nidhomul Mulk mengumpulkan para ahli ilmu dan semua para Ulama' berusaha untuk memusuhi Al-Ghazali. Setelah Al-Ghazali menjelaskan ilmunya yang didapatkan dari Guru-Gurunya, akhirnya semua Ulama' mengerti keutamaan Al-Ghazali. Hingga akhirnya Al-Ghazali diperintahkan pergi ke Madrasah Nidhomiyah di Baghdad pada Tahun 484 Hijriyah. Dan Al-Ghazali mengajar di sana hingga semua orang</div><div style="text-align: justify;">terheran dengan kepiawaian Al-Ghazali dalam mengajar dan berargumen, serta mempunyai keutamaan yang indah dan fasih lisannya semua orang mencintainya.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Komentar Ulama' Tentang Al-Ghazali</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Imam Tajuddin As-Subuki berkata: "Abu Hamid Al-Ghazali adalah Hujjatul Islam (Hujjah bagi Islam)".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Imam Haromain berkata: "Al-Ghazali ilmunya seperti lautan".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Imam Ibnu Najar berkata: "Abu Hamid adalah Imamnya para Ahli Fiqih sekaligus pendidiknya para ummat".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Imam Muhammad Bin Yahya salah satu muridnya Al-Ghazali juga berkata: "Al-Ghazali adalah Imam Syafi'i kedua".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Hafidz Ibnu Katsir juga berkata: "Al-Ghazali adalah paling cerdasnya Ulama' di segala bidang keilmuan dan Pimpinan Para Pemuda".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Hafidz Ibnul Jauzi dari kalangan Ulama' Hanbali juga berkata: "Semua orang telah menulis karangan dari kalamnya (perkataan) Al-Ghazali".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Karangan kitab Al-Imam Al-Ghazali</b></div><ol style="text-align: justify;"><li style="text-align: justify;">Ihya' Ulumuddin</li> <li style="text-align: justify;">Al-Munqid Mina Ad-Dholal</li> <li style="text-align: justify;">Al-Iqtisod Fi Al-I'tiqod</li> <li style="text-align: justify;">Mizan Al-Amal</li> <li style="text-align: justify;">Fadhoih Al-Bathiniyah</li> <li style="text-align: justify;">Al-Qistos Al-Mustaqim</li> <li style="text-align: justify;">Faishol At-Tafarruq Bayna Al-islam Wa Az-Zindiqoh</li> <li style="text-align: justify;">Tahafut Al-Falasifah</li> <li style="text-align: justify;">Mi'yar Al-'ilm</li> <li style="text-align: justify;">Al-Maqshod Al-Asna Fi Syarh Asma'ul husna</li> <li style="text-align: justify;">Al-bhasith</li> <li style="text-align: justify;">Al-Wasith</li> <li style="text-align: justify;">Al-Wajiz</li> <li style="text-align: justify;">Al-Mustashfa</li> <li style="text-align: justify;">Al-Mankhul</li> <li style="text-align: justify;">Kimiya As-Sa'adah</li> <li style="text-align: justify;">Jawahir Al-Qur'an</li> <li style="text-align: justify;">Yaqut Atta'wil Fi tafsir Attanzil</li> <li style="text-align: justify;">Minhaj Al-'Abidin</li> <li style="text-align: justify;">Al-Arba'in Fi usuluddin</li> <li style="text-align: justify;">Maskatul Anwar</li> <li style="text-align: justify;">Ad-duror Al-fakhiroh Fi Kasfi 'ulum Al-akhiroh</li> <li style="text-align: justify;">'Iljam Al-Awam 'an 'ilmi Al-Kalam</li> <li style="text-align: justify;">Bidayah Al-Hidayah</li> </ol><div style="text-align: justify;"><b>Wafatnya Al-Ghazali</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Setelah Al-Ghazali melanjutkan lagi perjalanannya ke Negeri Syam dan Berziarah ke Baitul Maqdis sudah 10 tahun Al-Ghazali menetap di sana dan berpindah-pindah di beberap Masjid kemudian bertempat di suatu gunung untuk melatih dirinya agar tidak mengikuti hawa nafsunya dan berusaha untuk jihad di jalan Allah, selalu beribadah dengan ketaatan sampai Al-Ghazali menjadi Ulama' terkemuka di masanya dan mendapatkan keberkahan yang melimpah sehingga sampai di jalan keridoan Ilahi.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Setelah Al-Ghazali kembali ke Baghdad untuk membahas tentang ilmu Hakikat, ahkirnya Al-Ghazali mengarang sebuah kitab yang berjudul 'Ihya' Ulumuddin. Dalam kitab 'Ihya' 'Ulumuddin terdapat Hadist Nabi Muhammad SAW yang sangat banyak sekali sehingga Al-Ghazali jika mau meletakKan Hadist Nabi SAW dicium dulu Hadist itu, jika Hadist itu harum maka Al-Ghazali menulisnya dalam kitab 'Ihya' 'Ulumuddin, jika tidak maka Al-Ghazali tidak menulisnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Kemudian Al-Ghazali melanjutkan ke Khurosan dan mengajar di Madrasah Nidzomiyah Naysaburi di masa yang sebentar setelah Al-Ghazali mengajar di Madrasah Nidzomiyah akhirnya kembali ke negeri kelahirannya yaitu Ath-Thusi dan belajar dari beberapa Ulama' Fiqih, beliau juga selalu menjaga waktunya untuk menghatamkan Al-Qur'an dan selalu berpuasa dan Istiqomah dalam semua bentuk ibadahnya. Imam Al-Ghazali wafat di negeri kelahirannya Ath-Thusi pada hari senin 14 Jumadil Akhir pada tahun 505 H. dan dimakamkan di Pemakaman Ath-Thobron.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Referensi</b> :</div><ol style="text-align: justify;"><li>Al-Munqid Min Adh-Dholal karya Al-Ghazali (Hal. 59-65).</li> <li>Al-Muntadzim Karya Ibnul Jauzi (Juz 9 hal. 168).</li> <li>Siyar A'lam An-Nubala' Kayra Imam Adz-Dzahabi (Juz 19 hal. 322).</li> <li>Thobaqot Asy-Syafi'iyah Al-Kubro Karya Taqiyuddin As-Subuki (Juz 6 hal. 191).</li> <li>Al-Bidayah Wa An-Nihayah Karya Imam Ibnu Katsir (Juz 12 hal. 173).</li> <li>Wafiyat Al-A'yan karya As-Shofadi (Juz 4 hal. 416).</li> <li>Mir'ah Al-Jinan Karya Al-Yafi'i (Juz 3 hal. 145).</li> <li>Thobaqot Ash-Shufiyah Karya Al-Manawi (Juz 2 hal. 291).</li> <li>Syadzrat Adz-Dzahab karya Ibnu Al-'Imad Al-Hanbali (Juz 4 hal. 13).</li> <li>Al-A'lam karya Az-Zarkali (Juz 7 hal. 22).</li> <li>Muqoddimah Ihya' Ulumiddin</li> </ol><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Disadur dari Kitab Minhaj Al-'Abidin Cetakan Dar El-Mokattam, Cairo 2009.</div><div style="text-align: justify;">Ditulis di Tarim, 19 Ramadhan 1436 H / 6 Juli 2015,</div><div style="text-align: justify;">Oleh : Ibraheem Shafie</div><div style="text-align: justify;">Mahasiswa Imam Shafie College, Hadramaut - Yaman.</div>

Biografi Al-Ghazali: Sang Hujjatul Islam

Dialah Muhammad Bin Muhammad Bin Muhammad Abu Hamid Al-Ghazali Al-Mujtahid Al-Faqih Al-Ushuli Al-Mutakallim Ath-Thusi Asy-Syafi'i. Beli...

Read more »

Biografi Sang Teolog Sunni: Al-Ustadz Abu Manshur Al-Baghdadi

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvb62JHJeuKMaozU42oVZIqy9W_Ixli3E8V_3C1KppxzOkCp_Pl3lMYrIF3VjZUwi8OeyAKVT4wbj7KrfRTfBcFvgb2JQYfsginf2nyE10YeJcReIIDtAJOiL717rb3BWes6AiPYbrDu4/s1600/aswaja.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvb62JHJeuKMaozU42oVZIqy9W_Ixli3E8V_3C1KppxzOkCp_Pl3lMYrIF3VjZUwi8OeyAKVT4wbj7KrfRTfBcFvgb2JQYfsginf2nyE10YeJcReIIDtAJOiL717rb3BWes6AiPYbrDu4/s1600/aswaja.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Dialah Al-Ustadz Abdul Qahir Bin Thohir Bin Muhammad Al-Baghdadi At-Tamimi Asy-Syafi'i Al-Faqih Al-Ushuli Al-Adib As-Sya'ir An-Nahwi.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Salah seorang Guru Besar dan Imam dalam Ilmu Aqidah di masanya dan sempurna pemahaman serta penguasaanya dalam segala bidang Fan Ilmu</div><div style="text-align: justify;">serta mahir di bidang Ilmu Hisab/Falak (Astronomi) dan Ilmu Al-'Arudz.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Imam Abu Manshur dilahirkan di kota Baghdad, beliau tumbuh besar dan hidup di sana. Setelah menimba ilmu dari beberapa Ulama', hingga akhirnya beliau pergi ke Naisabur bersama ayah tercintanya Abdullah Thohir yang mempunyai banyak harta dan kehormatan.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Setelah beliau sampai di Naisabur beliau belajar Ilmu Fiqih dan Ilmu Hadits. Sedangkan uang yang diberikan oleh sang ayah akhirnya dinafkahkan kepada Ahli Ilmu sehingga beliau tidak mempunyai uang satu dirham pun.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Perjalanan ilmiyah Al-Ustadz Abu Manshur Al-Baghdadi</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Ustadz pernah belajar ilmu Teologi (Ushuluddin) kepada Al-Imam Abu Ishaq Ibrahim Bin Muhammad Al-Isfiroyini. Setelah Al-Ustadz mendapatkan banyak ilmu dari sang Guru, akhinya beliau diizinkan mengajar di Masjid Al-Aqil di Naisabur untuk mengisi tentang Ilmu Agama dan Ilmu Teologi (Tauhid).</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Ustadz juga pernah belajar kepada Al-Imam Al-Isma'ili dan Al-Imam Abu Ahmad Bin Adi, Al-Ustadz mempunyai karangan dalam semua Fan Keilmuan. Beliau adalah pendidik di masanya dengan sekali mengajar 17 fan ilmu yang disampaikan kepada murid-muridnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Ustadz mahir dalam beberapa bidang fan ilmu khususnya bidang Ilmu Hisab (Astronomi) dan mempunyai karangan yang sangat bermanfaat bagi Ummat Idlam nama karangan kitabnya "At-Takmilah".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Komentar Ulama' tentang Al-Ustadz</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Imam Abu Ishaq berkata: "Ilmu tidak pernah ada kecuali ilmu yang telah dikarang oleh Al-Ustadz, begitupun Ilmu Teologi (Ilmu Tauhid) tidak pernah aku jumpai kecuali kitab Al-Milal Wa An-Nihal".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Imam Saykhul Islam Abu Utsman As-Shobuni berkata: "Al-Ustadz adalah Imam di bidang Ilmu Teologi dan pembesarnya Agama Islam, indah tutur katanya".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Imam Tajuddin As-Subuki juga berkata: "Al-Ustadz adalah Imam yang sangat agung pangkatnya dan mulia derajatnya sangat masyhur namanya di Khurosan".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Imam Fakhruddin Ar-Rozi juga berkata: "Al-Ustadz adalah orang yang membela kebenaran dan sangat alim di bidang Astronomi (Ilmu Hisab) dan Teologi (Ilmu Tauhid) Ilmu Fiqih dan Ushul".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Imam Haromain Mufti Mekkah dan Madinah pernah belajara Ilmu Faro'id (Ilmu Hitungan Waris) kepada Al-Ustadz.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Di antara Guru Al-Ustadz :</b></div><ol style="text-align: justify;"><li>Abu Ishaq Ibrahim Bin Muhammad Al-Isfiroyini</li> <li>Abu Umar Bin Najid</li> <li>Abu Umar Muhammad Bin Ja'far Bin Mator</li> <li>Aba Bakar Al-Isma'ili</li> <li>Aba Ahmad Bin Adi</li> </ol><div style="text-align: justify;"><b>Wafatnya Al-Ustadz</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Setelah Al-Ustadz keluar dari Naisabur karna ada fitnah dari Kabilah Turkumaniyah akhirnya Al-Ustadz menuju ke Isfiron. Sedangkan penduduk Isfiron sangat senang dengan kedatangan Al-Ustadz. Beliau wafat pada tahun 429 H / 1037 M. Semua Ulama' sepakat Al-Ustadz disemayamkan di samping gurunya Al-Imam Abu Ishaq Asy-Syairozi. Makam Al-Ustad dan gurunya seperti dua bintang yang menyinari dan saling berkumpulan di antara menara yang tinggi.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Karangan Kitab Al-Ustadz</b></div><ol style="text-align: justify;"><li>Kitab At-Tafsir.</li> <li>Fadoih Mu'tazilah : Kitab yang membongkar kesesatan Mu'tazilah.</li> <li>Al-Farqu Bayna Al-Firoq : Sebuah Kitab tentang Sejarah Perpecahan Ummat Islam menjadi 72 golongan disertai penjelasan yang Kafir dan Sesat serta yang selamat.</li> <li>Kitab At-Tahsil</li> <li>Kitab Tafdhil Al-Faqir As-Shobir Ala Al-Ghoni Asy-Syakir</li> <li>Fadoih Al-Karomiyah : Kitab yang membongkar kesesatan Sekte Syiah Karomiyah.</li> <li>Ta'wil Mutasyabih Al-Akhbar</li> <li>Al-Milal Wa An-nihal : Sebuah Kitab tentang perbedaan Agama.</li> <li>Nafyi Kholqi Al-Qur'an</li> <li>Kitab Ash-Shifat</li> <li>Al-Iman Wa Usulihi</li> <li>Bulugh Al-Mada 'An Ushul Al-Huda</li> <li>Ibthol Al-Qaul Bit-Tawallud</li> <li>Al-Imad Fi Wamaris Al-Ibad</li> <li>Kitab At-Takmilah</li> <li>Syarah Miftah Ibnu Al-Qos</li> <li>Naqdu Ma Amalahu Abu Abdullah Al-Jurjani Fi Tarjih Madzhab Abi Hanifah</li> <li>Ahkam Al-Wat'i At-Tam</li> <li>Syarah Hadist Iftaroqo Ummati Ala Ihda Wa Sab'ina Firqotan</li> <li>Al-Qodoya Fi Ad-dur Wal Wasoya</li> <li>Masyariq An-nur Wa Madarik As-Surur</li> <li>Manaqib Al-Imam Syafi'i</li> <li>Kitab Ushuluddin</li> <li>Kitab An-Nasikh Wa Al-Mansukh</li> <li>Kitab Tafsir Asma' Allah Al-Husna</li> <li>Fadoih Qodariyah</li> <li>Al-Fakhir Fi Al-Awa'il Wa Al-Awakhir</li> <li>Mi'yar An-Nadhor</li> <li>Al-Kalam Fi Al-Wa'di Wal Wa'id</li> </ol><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Referensi :</b></div><ol style="text-align: justify;"><li>Tabyin Kidibz Al-Muftari karya Ibnu 'Asakir (hal. 254)</li> <li>Thobaqot Asy-Syafi'iyah karya Qodhi Ibnu Syuhbah (Juz 2 hal. 211-212)</li> <li>Thobaqot Asy-Syafi'iyah Al-Kubro karya Taqiyuddin As-subuki (Juz 5 Hal. 86-92)</li> <li>Siyar A'lam An-Nubala' karya Al-Hafidz Adz-Dzahabi (Juz 4 hal. 1282)</li> <li>Thobaqot Asy-Syafi'iyah karya Al-Asnawi (Juz 1 hal. 194)</li> <li>Al-Bidayah Wa An-Nihayah karya Ibnu Katsir (Juz 8 hal. 429)</li> <li>Thobaqot Asy-Syafi'iyah karya Ibnu Hidayatullah Al-husaini (hal. 139)</li> </ol><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;">Disadur dari kitab Al-Farqu Bayna Al-Firoq cetakan Dar As-salam, Mesir 2010 M.</div><div style="text-align: justify;">Ditulis di Tarim, 23 ramadhan 1436 H / 10 juli 2015 M.</div><div style="text-align: justify;">Oleh : Ibraheem Shafie</div><div style="text-align: justify;">Mahasiswa Imam Shafie College, Hadramaut-Yaman</div>

Biografi Sang Teolog Sunni: Al-Ustadz Abu Manshur Al-Baghdadi

Dialah Al-Ustadz Abdul Qahir Bin Thohir Bin Muhammad Al-Baghdadi At-Tamimi Asy-Syafi'i Al-Faqih Al-Ushuli Al-Adib As-Sya'ir An-Nahwi...

Read more »

Biografi Sang Imam Ahlus Sunnah Wal Jama'ah

<div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaxB2sIYcPRlDI7BDgjOa-rZxCZLrP3HzXaLVamylTumpO8iAMY56AXbI54qFHg9-hfq0CZlBOy5vIKm88opYyQaM5SGX8bi_SMfFWioBiCCA8ScMbdwo-b06APSF8KD6j3a1_8PauyFE/s1600/Abu+Hasan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaxB2sIYcPRlDI7BDgjOa-rZxCZLrP3HzXaLVamylTumpO8iAMY56AXbI54qFHg9-hfq0CZlBOy5vIKm88opYyQaM5SGX8bi_SMfFWioBiCCA8ScMbdwo-b06APSF8KD6j3a1_8PauyFE/s1600/Abu+Hasan.jpg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Dialah adalah Ali Bin Isma'il Bin Abi Basyar Ishaq Bin Salim Bin Isma'il Bin Abdullah Bin Musa Bin Bilal Bin Abi Burdah Bin Shohib Rosulallahi Sollallahu 'Alaihi Wasallam Abi Musa Abdullah Bin Qois Al-Asy'ari. Dia adalah Al-Imam Al-Mutakallim Al-Faqih Al-Ushuli yang sangat luas ilmunya sangat terkenal namanya di Maghrib (ujung barat) dan Masyriq (ujung timur), Sang Pembela As-Sunnah dan Penolong Ilmu Agama.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari dilahirkan pada tahun 260 H. Awal mulanya Al-Asy'ari mengikuti Madzhab Mu'tazilah yang diajarkan oleh ayah tirinya yaitu Imam Ali Al-Jubba'i Al-mu'tazili. Bahkan Al-Imam Al-Asy'ari sering menggantikan ayah tirinya untuk menghadiri Majelis perdebatan, dan semua orang mengakui kecerdesannya dan ilmunya. Sampai pada umur 40 tahun Al-Imam Al-Asy'ari menjadi Imamnya Mu'tazilah akhirnya Al-Imam Al-Asy'ari keluar dari Madzhab Mu'tazilah dikarenakan muncul sebuah pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh ayah tirinya yaitu Ali Al-Jubba'i.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Imam Al-Asy'ari bertanya kepada Ali Al-Jubba'i bagaimana tanggapan ayah tentang tiga bersaudara ini?</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Pertama: Orang yang mati dalam keadaan taat.</div><div style="text-align: justify;">Kedua: Orang yang mati dalam keadaan bermaksiat.</div><div style="text-align: justify;">Ketiga: Anak kecil (belum baligh) yang sudah mati.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Ali Al-jubba'i menjawabnya : Orang yang pertama mati dalam keaadan taat masuk surga, sedangkan yang kedua masuk neraka karena bermaksiat dan yang ketiga anak yang mati masih kecil tidak masuk surga tidak pula neraka.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Timbul pertayaan lagi di benak Imam Asy'ari, jika orang yang mati dalam keadaan kecil kemudian dia menggugat kepada Allah: "Wahai Tuhanku kenapa engkau tidak matikan saya dalam keadaan besar saja, maka aku akan selalu berbuat ta'at kepadaMu, sehingga aku bisa masuk surga?".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Ali Al-Jubba'i menjawabnya: "Maka, Allah akan menjawab: "Sesungguhnya aku lebih mengetahui dari pada engkau, jika Aku besarkan engkau niscaya engkau akan bermaksiat sehingga engkau akan masuk neraka, maka alangkah baiknya Aku wafatkan dirimu dalam keadaan kecil".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Kemudian Al-Imam Al-Asy'ari bertaya lagi: "Jika orang yang kedua yaitu orang yang mati dalam keadaan bermaksiat, kemudian dia juga menggugat kepada Allah: "Wahai Tuhanku, mengapa engkau tidak matikan diriku dalam keadaan kecil saja, sehingga aku dan para Ahli Neraka tidak masuk Neraka".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Akhirnya Imam Ali Al-Jubba'i menjawabnya: "Wahai Asy'ari, kamu sudah menyalahi aturan Aqidah yang sudah ada".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Akhirnya Al-Imam Asy'ari keuar dari Madzhab Mu'tazilah yang katanya Madzhab Mu'tazilah selalu mendahulukan/mengunggulkan Rasio (akal). Setelah perdebatan sudah tidak terpecahkan oleh ayah tirinya Ali Al-Jubba'i, pada waktu itu Al-Imam Asy'ari keluar menuju Menara Masjid Jami' Bashroh, kemudian naik ke Mimbar dengan suara yang sangat keras seraya berkata: </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">"Wahai para Manusia, barang siapa yang kenal padaku sungguh aku telah mengenalnya dan barang siapa yang tidak kenal kepadaku maka aku akan perkenalkan diriku siapa aku sebenarnya. Aku adalah Ali Bin Isma'il Bin Abi Basyar Ishaq Bin Salim Bin Ismail Bin Abdullah Bin Musa Bin Bilal Bin Abi Burdah Bin Shohib Rosulallah Sollallahu Alaihi Wasallam Abi Musa Abdullah Bin Qois Al-Asy'ari, dan aku adalah orang yang mengatakan bahwa Al-Qur'an Al-Karim adalah Makhluq dan Allah SWT tidak bisa dilihat di akhirat dengan suatu pandangan, begitupun seorang hamba yang menjadikan pekerjaannya dengan kehendaknya sendiri. Semua perkataanku ini aku cabut dan aku bertaubat dari Madzhab Mu'tazilah, dan aku telah membantah mereka (Mu'tazilah) dengan kejelekan-kejelekan mereka".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">"Wahai para manusia, jika di antara kalian tidak ada yang hadir pada saat ini sungguh aku telah mempunyai Dalil yang mencukupi untuk bekal hidup. Dan aku tidak mengunggulkan sesuatu apapun dengan sesuatu yang lain. Dengan dalil ini Allah telah memberikan petunjuk kepadaku menuju Aqidah yang lurus. Dan sungguh aku telah mencabut semuanya yang dulu aku yakini Aqidah Mu'tazilah sebagaimana aku mencabut baju yang dipenuhi kotoran dan telah aku buang jauh-jauh baju itu, dan yang aku ikuti sekarang adalah Madzhab yang benar yang merupakan Madzhabnya para Fuqoha' dan Muhadditsin".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Di antara murid Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari </b></div><ol style="text-align: justify;"><li>Al-Imam Abu Hasan Al-Bahili Al-Bashri.</li> <li>Al-Imam Abu Abdullah Bin Mujahid Al-Basri.</li> <li>Al-Imam Abu Muhammad Ath-Thobari Al-Ma'ruf Bil-'Iroqi.</li> <li>Al-Imam Abu Bakar Al-Qoffal Asy-Syasi.</li> <li>Al-Imam Abu Sahal Ash-Shohluki An-Naisaburi.</li> </ol><div style="text-align: justify;"><b>Di antara penerus Ulama' Ahlus Sunnah Wal Jama'ah </b></div><ol style="text-align: justify;"><li>Al-Imam Al-Qodi Abi bakar Al-Bakilani Al-Maliki.</li> <li>Al-Imam Abu Thoyyib Bin Abi Sahal Ash-Shohluki.</li> <li>Al-Imam Abu Ali Ad-Daqqok.</li> <li>Al-Imam Al-Hakim An-Naisaburi.</li> <li>Al-Imam Abu bakar Bin Furok.</li> <li>Al-Imam Al-Hafidz Abu Nu'aim Al-Asbahani.</li> </ol><div style="text-align: justify;">Kesemuanya adalah Murid dan Murid dari Muridnya Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari yang telah membangkitkan tegaknya Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah di seluruh jagat bumi selalu menyampaikan Madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama'ah di siang hari dan malam hari, mereka juga adalah orang yang menjunjung Nama besar Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Komentar Ulama' tentang Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari </b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>1. Al-Imam Al-Hafidz Ibnu 'Asakir berkata: </b></div><div style="text-align: justify;">"Al-Imam Al-Asy'ari adalah orang yang perpegang teguh dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah, orang yang sabar atas Agamanya dan penyabar atas cobaan-cobaan dan ujian yang menimpanya".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>2. Al-Imam Al-Hafidz Al-Baihaqi berkata:</b></div><div style="text-align: justify;">"Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari adalah Imam Mujaddid di abad ketiga dan Al-Imam Al-Asy'ari tidak memperbarui Agama Allah dan tidak mendatangkan Bid'ah, bahkan Al-Imam Al-Asy'ari mengumpulkan Qoul-Qoulnya para sahabat dan tabi'in dan penolong Qoul-Qoulnya para Imam Mujtahid seperti Imam Abu Hanifah, Imam Sofyan Ats-Tsauri dari Ahli Kufah, dan Imam Al-Auza'i dari Ahli Syam, dan Imam Malik, Imam Syafi'i dari Ahli Haromain, dan Imam Ahmad Bin Hanbal Imam, Al-Laits Bin Sa'at, Imam Abi Abdullah Muhammad Bin Isma'il Al-Bukhori dan Imam Abu Al-Husain Muslim Bin Al-Hujjaj An-Naisaburi dari Ahli hadist dan Atsar".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>3. Sulthon Al-Ulama' Al-Imam Izzuddin berkata: </b></div><div style="text-align: justify;">"Sesungguhnya Aqidahnya Al-Imam Al-Asy'ari adalah Aqidah yang dikumpulkan dari Madzhab 4, yaitu: Al-Imam Abu Hanifah, Al-Imam Malik, Al-Imam Asy-Syafi'i dan Al-Imam Ahmad Bin Hanba. Sungguh telah disepakati pada masanya Al-Imam Umar Bin Al-Hajib dari kalangan Malikiyah dan juga disepakati pada masanya Al-Imam Jamaluddin Al-Husairi dari kalangan Hanafiyah".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>4. Al-Imam Ibnu Kholkon berkata:</b></div><div style="text-align: justify;">"Al-Imam Al-Asy'ari adalah Sang Pendiri Ilmu Teologi (Ilmu Tauhid) dan penegak ilmu Agama, pembela Madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama'ah. Memang awal mulanya Al-Imam Abu Hasan Al-Asy'ari adalah penganut Madzhab Mu'tazilah tapi di kemudian hari Al-Imam Abu Hasan Al-Asy'ari bertaubat dari semua perkataanya".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>5. Al-Imam Ibnu Furok berkata:</b></div><div style="text-align: justify;">"Pindahnya Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari kepada Madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dengan Hujjah 'Aqliyah (Argumen Rasio/Akal)".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>6. Al-Imam Al-Hafidz Adz-Dhahabi juga berkata:</b></div><div style="text-align: justify;">"Sesungguhya Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari bertaubat dan menaiki Mimbar Masjid Jami' Bashroh dan Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari berkata: "Sungguh aku bertaubat dari apa yang aku katakan dan aku membantah Madzhab Mu'tazilah yang selalu mengandalkan akalnya".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Karangan Kitab Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari melebihi 200 karangan lebih di antaranya : </b></div><ol style="text-align: justify;"><li>Kitab Al-Ibanah, tapi kitab ini sudah banyak mendapat Tahrif (perubahan) oleh para Wahabi, cuman ada sebagian cetakan kitab Al-Ibanah sedikit yang ditahrif versi cetakan Baghdad.</li> <li>Kitab Al-Luma': Yaitu kitab yang juga dikarang oleh Al-Imam Al-Asy'ari setelah mengarang kitab Al-Ibanah.</li> </ol><div style="text-align: justify;"><b>Syubhat Perjalanan Al-Imam Abul Hasan Al-Asyari yang dilontakarkan Kaum Wahhabi</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari diduga oleh para Kaum Wahhabi bahwasannya Al-Imam Abu Hasan Al-Asy'ari mengalami Tiga Fase peralihan Aqidah selama hidupnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Fase Pertama: Al-Imam Abu hasan Al-Asy'ari mengikuti Madzhab Mu'tazilah.</div><div style="text-align: justify;">Fase Kedua:  Al-Imam Abu Hasan Al-Asy'ari mengikuti Al-Imam Abdullah Bin Sa'id Bin Kullab.</div><div style="text-align: justify;">Fase Ketiga: Al-Imam Abu Hasan Al-Asy'ari kembali pada Madzhab Salafi versi Wahhabi.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Semua Fase yang diikuti Al-Imam Abu Hasan Al-Asy'ari ternyata salah, akan tetapi yang benar Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari cuma mengalami dua Fase peralihan saja, yaitu:</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Fase Pertama: Al-Imam Abu Hasan Al-Asy'ari mengikuti Madzhab Mu'tazilah</div><div style="text-align: justify;">Fase Kedua: Al-Imam Abu Hasan Al-Asy'ari mengikuti Madzhab Al-Imam Abdullah Bin Sa'id Bin Kullab yang tal lain adalah Madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dari generasi Salaf.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Akan tetapi Wahhabi masih bersikukuh bahwa Al-Imam Al-Asy'ari mengalami 3 masa peralihan Aqidah dalam hidupnya, yaitu:</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Fase pertama: Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari di masa hidupnya mengikuti Madzhab Mu'tazilah kemudian setelah keluar dari Madzhab Mu'tazilah Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari mengikuti Madzhab Al-Imam Ibnu Kullab dan di akhir hayatnya Al-Imam Abul Hasan Al-Asyari kembali ke Madzhab Salafi versi Wahhabi.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Fase Kedua: Al-Imam Abdullah Bin Sa'id Bin Kullab bukan termasuk Ahlus Sunnah Wal Jama'ah menurut kaum Wahhabi.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Fase Ketiga: Kitab Al-Ibanah karya Al-Imam Abu Hasan Al-Asyari iyalah kitab ketika di karang kembalinya Al-Imam Al-Asy'ari ke madzhab salafus sholeh versi wahabi.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Bantahan Kepada Kaum Wahhabi Yang Mengaku Bahwa Al-Imam Al-Asy'ari Mengalami Tiga Fase Peralihan Aqidah</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Bantahan Pertama : </b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari adalah Imam yang sangat 'Alim di kalangan kaum Muslimin dan juga bukan laki-laki yang menyamarkan dirinya apalagi dalam kasus pengakuannya, dan sungguh masyhur beritanya, Al-Imam Al-Asy'ari memang awal mulanya menganut Madzhab Mu'tazilah, di kemudian hari Al-Imam Al-Asy'ari merujuk menjadi Madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Imam Abu Bakar Bin Furok berkata: "Al-Imam Al-Asy'ari memang pertama kali mengikuti Madzhab Mu'tazilah tapi setelah itu pindah ke Madzhab Ahlus Sunnah Wal Jama'ah".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Bantahan kedua :</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Imam Abdullah Bin Sa'id Bin Kullab adalah Imam Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, di dalam kitabnya Ghoyah Al-Marom Fi Ilmi Kalam, Al-Imam Ibnu Kullab berkata: </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><i>"Aku adalah termasuk Ahlus Sunnah di masa Kholifah Al-Makmun Abdullah Bin Sa'id At-Tamimi, dan akulah yang membantah kaum Mu'tazilah di Majelis Kholifah Al-Makmun dan aku jelaskan tentang kebusukan Mu'tazilah".</i></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Imam Ibnu Kholdun juga berkata: </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><i>"Sesungguhnya Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari mengikuti Metode (jalan) Al-Imam Ibnu Kullab dan Al-Imam Al-Haris Al-Mahasibi dan Al-Imam Al-Qolanisi, mereka semua adalah Ulama' yang selalu mengikuti Metode (jalan) Salaf versi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah".</i></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Bantahan ketiga: </b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Kitab Al-Ibanah karya Al-Imam Al-Asy'ari juga mengikuti metode Al-Imam Ibnu Kullab, bukan berarti Al-Imam Al-Asy'ari mengarang kitab Al-Ibanah kembali ke Madzhab Salaf versi Wahhabi".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-'Asqolani berkata: "Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari mengarang kitab Al-Ibanah di akhir hidupnya juga mengikuti metode Al-Imam Ibnu Kullab dan metode Al-Imam Ibnu Kullab juga sama dengan Metode Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari".</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Wafatnya Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al-Imam Abul Hasan Al-Asy'ari wafat pada tahun 324 H. Dan sungguh ketika itu para Ulama' Ahlus Sunnah Wal Jama'ah sangat bersedih, sedangkan orang-orang Ahli Bid'ah sangat senang dengan Wafatnya Al-Imam Abul hasan Al-Asy'ari.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Referensi</b> :</div><ol style="text-align: justify;"><li>Thobaqot Al-Kubro Asy-Asyafi'iyah karya Al-Imam Tajuddin As-Subuki (Juz 3. Hal 365).</li> <li>Tabyin Kidibz karya Al-Hafidz Ibnu 'Asakir (Hal 103).</li> <li>Thobaqot Al-Kubro Asy-Asyafi'iyah karya Al-Imam Tajuddin As-Subuki (Juz 3. Hal 360).</li> <li>Muqaddimah Al-Luma' karya Doktor Al-Ustadz Hamudah Ghorobah.</li> <li>Wafiyat Al-A'yan karya Al-Imam Ash-Sofadi ( Juz 3. Hal 284).</li> <li>Siyar An-Nubula' karya Al-Hafidz Adz-Dhahabi (Juz 15. Hal 89).</li> <li>Muqaddimah Al-Imam Ibnu Kholdun ( Hal 853).</li> <li>Thobaqot Asy-Syafi'iyah karya Al-Imam Ibnu Qodi Suhbah (Juz 1. Hal 78).</li> <li>Muqaddimah Al-Imam Ibnu Kholdun (Ibid).</li> <li>Thobaqot Asy-Syafi'iyah karya Al-Imam Al-Asnawi (Juz 2. Hal 178).</li> <li>Lisan Al-Mizan karya Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqolani ( Juz 3. Hal 291).</li> </ol><div style="text-align: justify;">Ditulis di Tarim, 27 Ramadhan 1436 H / 14 Juli 2015.</div><div style="text-align: justify;">oleh : Ibraheem Shafie</div><div style="text-align: justify;">Mahasiswa Fakultas Ilmu Syariah di Imam Shafie College, Hadraumat - Yaman.</div>

Biografi Sang Imam Ahlus Sunnah Wal Jama'ah

Dialah adalah Ali Bin Isma'il Bin Abi Basyar Ishaq Bin Salim Bin Isma'il Bin Abdullah Bin Musa Bin Bilal Bin Abi Burdah Bin Shohib R...

Read more »

Seorang Yang Berhati Batu

<div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCgdMqyLi798bTS1VXo1jpQvZzDyi_ybvcQ9HuWEEnZbeiXEo64WhmLTMUr5Z9hHy_v98FWKk6YeWigFmqVIne_BsMAVt23uMt0dltrs3iljtaN1IdcaQ4gtu0dJHZfeXQQJSMrpJmFd8/s1600/Al+Habib+Munzir+Bin+Fuad+Al+Musawa2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCgdMqyLi798bTS1VXo1jpQvZzDyi_ybvcQ9HuWEEnZbeiXEo64WhmLTMUr5Z9hHy_v98FWKk6YeWigFmqVIne_BsMAVt23uMt0dltrs3iljtaN1IdcaQ4gtu0dJHZfeXQQJSMrpJmFd8/s320/Al+Habib+Munzir+Bin+Fuad+Al+Musawa2.jpg" width="188" /></a></div><div style="text-align: justify;"><b>Oleh: Sulthonul Qulub Al Habib Munzir Al Musawa ra</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al Allamah Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidz adalah sosok yang santun dan penuh kelembutan, selalu menekankan akhlak yang baik.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Suatu ketika beliau Al habib Umar memberikan tausyiah di hadapan para ulama-ulama.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Ada seorang yang sangat membenci beliau dengan sebutan ahli bid`ah, musyrik, KAFIR, berbuat sesuatu yang berlebihan terhadap Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam, berbuat sesuatu yang tidak di contohkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, yang kebetulan pula ikut hadir Al Habib Umar bin Hafidz tahu orang ini sangat membencinya dan duduk di pojok.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Selesai memberikan tausyiah, seluruh yang hadir berdiri memberikan hormat sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah subhanallahu wata`ala, yang telah mengutus seorang ulama rabbani yang tausyiahnya sangat menyentuh hati.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Al Habib Umar bin Hafidz langsung menemui orang yang sangat membencinya dan mengambil tangannya untuk di ciumnya... Subhanallah.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Kekerasan hati orang yang sangat membencinya berubah seketika, dan berkata: “Aku mempunyai putra, sejak masa kecil hingga kini belum pernah tanganku di cium oleh anakku sendiri. </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Ini seorang ulama yang sangat menyentuh jiwa telah mencium tanganku.. mulai saat ini aku tobat dan aku ikut orang ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Terkadang berdakwah bukan hanya dengan lisan saja membuat seseorang di berikan hidayah oleh Allah Ta`ala. Akhlak yang baik yang timbul dari sanubari yang ikhlas akan memancar ketentraman, ketenangan jiwa yang sekeras apapun.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Kita bisa mengingat kisah bagaimana kisah Sayyidina Umar bin Khattab ra sebelum masuk Agama Islam, dengan akhlak yang sempurna akhirnya luluh hati Sayyidina Umar bin Khattab ra dan menjadi pengikut Sayyidina Muhammad shalallahu alaihi wasallam.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Wallahu`alam</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">"Allahumma shalli alaa ruuhi Sayyidina Muhammadin fil arwah, wa 'ala Jasadihi filajsad, wa alaa Qabrihi filqubuur"</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><b>Artinya:</b></div><div style="text-align: justify;"><i>Wahai Allah limpahkan shalawat pada Ruh Sayyidina Muhammad di alam arwah, dan limpahkan pula pada Jasadnya di alam Jasad, dan pada kuburnya di alam kubur.</i></div>

Seorang Yang Berhati Batu

Oleh: Sulthonul Qulub Al Habib Munzir Al Musawa ra Al Allamah Al Musnid Al Habib Umar bin Hafidz adalah sosok yang santun dan penuh kelembu...

Read more »

Ruh Shalihin Menyaksikanmu Saat Engkau Menziarahinya

<div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9iHC1X75qfBv904IQFIstC9xdoJzaKMAhs4y0Dwy4SzyZcoxABfhNVBFt_5L84Dgpm1SVNvqYgSa6LnbRerDGPPoLcRV2m4cKsbPsxfIBFj7WIuRovBxnABPIpzfKvynYhEa_f_on5SI/s1600/Al+Habib+Munzir+Bin+Fuad+Al+Musawa1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9iHC1X75qfBv904IQFIstC9xdoJzaKMAhs4y0Dwy4SzyZcoxABfhNVBFt_5L84Dgpm1SVNvqYgSa6LnbRerDGPPoLcRV2m4cKsbPsxfIBFj7WIuRovBxnABPIpzfKvynYhEa_f_on5SI/s320/Al+Habib+Munzir+Bin+Fuad+Al+Musawa1.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><b>Sulthonul Qulub Al Habib Munzir Bin Fuad Al Musawa Alaihi Rahmatullah</b> </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Firman Allah : </div><div style="text-align: justify;"><i>"Janganlah kalian menyangka orang yang terbunuh dijalan Allah itu mati, bahkan mereka hidup dan diberi rizki oleh Allah"</i> <b>(QS. Al Imran:169)</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Sabda Rasul saw : </div><div style="text-align: justify;"><i>"Ziarahilah pekuburan, karena itu mengingatkan kalian kepada kematian"</i> <b>(Shahih Muslim hadits no.976)</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Rasul saw selalu berziarah kubur dan berdoa ke Pemakaman Baqi', dan Rasul mengajarkan doa saat ziarah kubur, seraya berkata : </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><i>"Assalamualaikum wahai tempat peristirahatan kaum mukminin, kami akan menyusul kalian..!"</i><b>(Shahih Muslim hadits no.973)</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Berdoa di kuburan adalah sunnah Rasulullah saw, beliau bersalam dan berdoa di Pekuburan Baqi’, dan berkali kali beliau melakukannya, demikian diriwayatkan dalam Shahihain Bukhari dan Muslim, Rasul memuliakan pekuburan sebagaimana memuliakan perumahan orang yang hidup, beliau jika masuk pekuburan bersalam, mendoakan, dan pernah Rasul menegur sesorang yang memakai sandal masuk ke pemakaman, seraya bersabda :</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><i>"Wahai yang memakai sandal, buka sandalmu" </i><b>(Shahih Muslim)</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Saya (Habibana Munzir) sering berziarah pada shalihin dan para wali, tapi berdoa (tetap) kepada Allah, bukan meminta pada ahlil kubur, namun berdoa didepan jasad shalih mereka, disaksikan (oleh) ruh mereka, insya Allah (hal itu) lebih cepat diijabah oleh Allah.</div>

Ruh Shalihin Menyaksikanmu Saat Engkau Menziarahinya

Sulthonul Qulub Al Habib Munzir Bin Fuad Al Musawa Alaihi Rahmatullah   Firman Allah : "Janganlah kalian menyangka orang yang terbunuh...

Read more »

Dialog Syeikh Dr. Muhammad Hasan Tentang Teror Bom

<div style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW8zaSbkn5kBPX5BpGRtsUurbojDp7oY58CVY2A1WcqmL4gB87UWz0jka-APekbNDCLAtYsr7PDzw8Tf0W-BS2TZ-Oird9DhjCgEbNV1uWKeV3EChn0u-5ANyFOAWEZfjX1mWJ0BTHEHY/s1600/Sheikh-Mohammed-Hassan-250x200.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW8zaSbkn5kBPX5BpGRtsUurbojDp7oY58CVY2A1WcqmL4gB87UWz0jka-APekbNDCLAtYsr7PDzw8Tf0W-BS2TZ-Oird9DhjCgEbNV1uWKeV3EChn0u-5ANyFOAWEZfjX1mWJ0BTHEHY/s1600/Sheikh-Mohammed-Hassan-250x200.jpeg" /></a></div><div style="text-align: justify;">Syeikh Dr. Muhammad Hasan, semoga Allah menjaganya, berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Aku berdiskusi dengan seorang pemuda yang keras (dalam ber-Islam):</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Maka aku bertanya, “Apakah meledakkan Klub malam di suatu negara muslim halal atau haram?”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Dan dia menjawab, “Tentu saja halal, dan membunuh mereka pun diperbolehkan.”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Aku bertanya lagi, “Kalau kamu membunuh mereka yang bermaksiat ke mana mereka akan kembali?”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Dia menjawab, “Sudah pasti ke neraka.”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Lalu aku bertanya lagi, “Sedangkan ke mana tujuan syetan menggoda manusia?”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Dia menjawab, “Pasti ke neraka juga.”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Maka aku berkata padanya, “Berarti kalian bersekutu dengan syetan dalam satu tujuan yaitu menjerumuskan manusia ke dalam neraka!”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Dan aku berikan dia satu hadits Rasulullah SAW ketika ada jenazah orang Yahudi yang lewat di hadapannya kemudian Beliau menangis, maka para sahabat bertanya: “Apa yang membuatmu menangis ya Rasulallah?” Beliau menjawab: “Aku telah membiarkan satu orang masuk neraka…”</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Maka aku berkata lagi pada pemuda itu, “Perhatikan perbedaan pola pikir kalian dengan Rasulullah SAW yang berusaha untuk memberikan hidayah kepada manusia dan menyelamatkannya dari siksa Api neraka? Kalian di satu lembah, sedangkan Rasulullah SAW dan Islam di lembah yang lain.”</div>

Dialog Syeikh Dr. Muhammad Hasan Tentang Teror Bom

Syeikh Dr. Muhammad Hasan, semoga Allah menjaganya, berkata: Aku berdiskusi dengan seorang pemuda yang keras (dalam ber-Islam): Maka aku b...

Read more »

Laporkan Konten Radikal di Internet

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaG2tG5tZHB90a5-XsH_Khyphenhyphenm4GY-DBtWdDPFkehqaeF2mx-3SXSURgDw3rriuQ89CztlkSXsri2699zmMwKfxoDWILaKakSrn-vVLlWnwm8zjxxDtY0lbffA2V2ot_PcefZXZ0YWO01_Y/s1600/BNPT+Minta+Kominfo+Blokir+22+Situs+Radikal.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="184" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaG2tG5tZHB90a5-XsH_Khyphenhyphenm4GY-DBtWdDPFkehqaeF2mx-3SXSURgDw3rriuQ89CztlkSXsri2699zmMwKfxoDWILaKakSrn-vVLlWnwm8zjxxDtY0lbffA2V2ot_PcefZXZ0YWO01_Y/s320/BNPT+Minta+Kominfo+Blokir+22+Situs+Radikal.png" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><b>KAMI MENANTI KONTRIBUSI ANDA!</b></div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Bersih-bersih Konten Radikal di Internet, Masyarakat Ayo Lapor!</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah menggalakkan aksi pemblokiran terhadap konten radikal di internet. Mulai dari situs web, akun Twitter, Facebook sampai video dengan konten radikal langsung digasak.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo Ismail Cawidu mengungkapkan, sejauh ini Kominfo telah memblokir beberapa akun yang mendukung aksi pengeboman di Sarinah Thamrin, Jakarta pada Kamis (14/1/2016) kemarin.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">"Akun atas nama Muhammad Subkhan Khalid, Batalion Inghimasi dan Mujahidah Sungai Eufratbs sudah diblokir. Kominfo juga menutup sebuah telegram: http://telegram(dot)me/jihadmedia01 (dot dibaca titik). Medsos tersebut secara jelas mendukung aksi-aksi teror tersebut," tegas Ismail kepada media, Sabtu (16/1/2016). </div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Adapun website yang juga telah diblokir terkait radikalisme adalah:</div><ul style="text-align: justify;"><li>www.bahrunnaim.co</li> <li>www.dawlaislamiyyah.wordpress.com</li> <li>www.keabsahankhilafah.blogspot.co.id</li> <li>www.khilafahdaulahislamiyyah.wordpres.com</li> <li>www.tapakrimba.tumbler.com</li> <li>www.thoriquna.wordpres.com</li> <li>www.tauhidjihad.blogspot.co.id</li> <li>www.gurobabersatu.blogspot.co.id</li> <li>www.bushro2.blogspot.co.id</li> <li>www.mahabbatiloveislam.blogspot.co.id</li> <li>www.azzam(dot)in (dot dibaca titik)</li> </ul><div style="text-align: justify;">Khusus terkait akun dan video Bahrun Naim, sejak bulan November 2015, Kominfo pun telah menghapusnya sesuai dengan nama: Muhammad Bahrunnaim Anggih Tantomo di Facebook.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Selain akun-akun di atas, Kominfo juga telah menyegel akun Twitter @kdmedia16 dan @globalkdi yang juga dikategorikan punya konten radikal.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">"Video-video radikal yang telah diblokir sampai dengan tahun 2015 sebanyak 78 video radikalisme ISIS," imbuh Ismail.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn9Uof4gQ25EYUqwQs85Lg-wo1P8dFscQ_ym4q3QIVWMvxhiu0lztRvZlnSM7hM2xGwu-gnFuv8F_oYMShoMyBHJvE7t0s3npHDOb0Pb2hiBtyRSsZF2cqt9hCm_jNM59z_ZmVUKvmwMU/s1600/Banner+Laporkan+Situs+Radikal.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="307" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjn9Uof4gQ25EYUqwQs85Lg-wo1P8dFscQ_ym4q3QIVWMvxhiu0lztRvZlnSM7hM2xGwu-gnFuv8F_oYMShoMyBHJvE7t0s3npHDOb0Pb2hiBtyRSsZF2cqt9hCm_jNM59z_ZmVUKvmwMU/s400/Banner+Laporkan+Situs+Radikal.png" width="400" /></a></div><br /> </div><div style="text-align: justify;">Kominfo berharap aksi bersih-bersih terhadap konten radikal di internet tak cuma berhenti di sini. Untuk itu perlu dukungan masyarakat agar melaporkan jika menemukan konten radikal yang masih tayang di dunia maya.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">"Kami mengharapkan partisipasi masyarakat dengan melaporkan kepada Kominfo melalui email <b>aduankonten@mail.kominfo.go.id</b>," Ismail menandaskan.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Nah, bagi Anda yang menemukan akun-akun Jejaring Sosial penyebar kebencian, berunsur radikalisme, silahkan laporkan melalui email '<b>aduankonten@mail.kominfo.go.id</b>'.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div><div style="text-align: justify;">Atas perhatian dan kontribusi Anda semua (pengguna internet) kami ucapkan terima kasih.</div><div style="text-align: justify;"><br /> </div>

Laporkan Konten Radikal di Internet

KAMI MENANTI KONTRIBUSI ANDA! Bersih-bersih Konten Radikal di Internet, Masyarakat Ayo Lapor! Kementerian Komunikasi dan Informatika (Komi...

Read more »

Info Jadwal Maulid Nabi Muhammad SAW di Bulan Januari 2016

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHpE_3zxaBpdWJ7Vr-nWvwZxQjXs19ZTD-G44_LmnAFAI_-5nBUaO70rPoaEwRxhErgfYwrqErvF1OC3XhG8INPYFGB7ciAApXKqfiAi0xJCSRAgtcAaFR7JhfjspzAQcPC6k4yoIrNM4/s1600/Info+Jadwal+Maulid+Nabi+Muhammad+SAW+di+Bulan+Januari+2016.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="304" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHpE_3zxaBpdWJ7Vr-nWvwZxQjXs19ZTD-G44_LmnAFAI_-5nBUaO70rPoaEwRxhErgfYwrqErvF1OC3XhG8INPYFGB7ciAApXKqfiAi0xJCSRAgtcAaFR7JhfjspzAQcPC6k4yoIrNM4/s320/Info+Jadwal+Maulid+Nabi+Muhammad+SAW+di+Bulan+Januari+2016.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: justify;"><b>1. Minggu, 3 Januari 2015 M / 22 Rabiul Awal 1437 H </b></div><ul style="text-align: justify;"><li>Maulid di kediaman Al Habib Abdullah bin Muhsin Al Attas Krasak Bekasi (Pagi).</li> <li>Maulid Di Qubbah Al Habib Ahmad bin Alwi Al Haddad (Habib Kuncung) Jl. Rawajati Kalibata (Shalat Ashar berjamaah).</li> </ul><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>2. Senin, 4 Januari 2015 M / 23 Rabiul Awal 1437 H</b> </div><ul style="text-align: justify;"><li>Maulid di Ponpes Al Khoirot Al Ustadz Al Habib Nagib BSA Jl. Bekasi Timur (Pagi).</li> <li>Maulid dan Haul Al Faqih Al Habib Ali bin Husein Bin Ja'far Al Attas, Jl. Gang Buluh Condet Raya (Shalat Ashar berjamaah).</li> </ul><div style="text-align: justify;"><b>3. Selasa, 5 Januari 2015 M / 24 Rabiul Awal 1437 H </b></div><ul style="text-align: justify;"><li>Maulid Di Masjid An Nur Kramat Empang Bogor Al Habib Abdullah bin Muhsin Al Attas, Empang Bogor (Shalat Ashar berjamaah).</li> </ul><div style="text-align: justify;"><b>4. Rabu, 6 Januari 2015 / 25 Rabiul Awal 1437 H </b></div><ul style="text-align: justify;"><li>Haul Al Imam Al Habib Abdullah bin Mukhsin Al Attas Kramat Empang Bogor (Pagi).</li> <li>Ziarah Ke Qubbah Al Imam Al Habib Ali Bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang (Shalat Maghrib Berjamaah).</li> </ul><div style="text-align: justify;"><b>5. Kamis, 7 Januari 2015 M / 26 Rabiul Awal 1437 H </b></div><ul style="text-align: justify;"><li>Maulid dan pembacaan Burdah di kediaman Al Ustadz Al Habib Hafidz Alaydrus, Jl. Batu Ampar Condet (Ba'da Shalat Shubuh).</li> <li>Maulid di Ponpes Al Haramain Assyarifain Al Ustadz Al Habib Hamid Bin Abdullah Al Kaff Jl. Ganceng Pondok Rangon Jaktim (Pagi).</li> <li>Maulid Akhir Kamis Di Majlis Ta'lim Al Habib Ali Bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang (Shalat Ashar berjamaah).</li> </ul><div style="text-align: justify;"><b>6. Jum'at, 8 Januari 2015 M / 27 Rabiul Awal 1437 H </b></div><ul style="text-align: justify;"><li>Maulid di Qubbah Makam Al Habib Ali Bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang (Shalat Shubuh Berjamaah).</li> <li>Maulid Di Majlis Ta'lim Al Afaf Sayyidil Walid Al Ustadz Al Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf, Tebet (Shalat Shubuh berjamaah).</li> <li>Maulid di Darul Aitam Jl. M Kafi Jagakarsa.</li> <li>Pembacaan Burdah di Masjid Al Hawi Jl. Condet Raya (Shalat Maghrib berjamaah).</li> </ul><div style="text-align: justify;"></div><div style="text-align: justify;"><b>7. Sabtu, 9 Januari 2015 M / 28 Rabiul Awal 1437 H </b></div><ul style="text-align: justify;"><li>Maulid di Masjid Al Hawi Condet Raya (Pagi).</li> <li>Maulid di Majlis As Salafy Al Habib Hud Bin Muhammad Bagir al Attas Kebon Nanas (Shalat Dzuhur Berjamaah).</li> <li>Maulid di Cidodol kediaman Al Habib Muhsin Al Hamid (Shalat Maghrib Bejamaah).</li> </ul><div style="text-align: justify;"><b>8. Minggu, 10 Januari 2015 / 29 Rabiul Awal 1437 H </b></div><ul style="text-align: justify;"><li>Maulid Di Kramat Luar Batang Al Habib Husein bin Abu Bakar Alaydrus Luar Batang Jakut (Pagi).</li> <li>Maulid di Majlis Ta'lim al Ukhuwah Al Ustadz Al Habib Muhammad bin Alawi Al Hamid, Jl. Cawang Raya Jambul di samping RM Ayam Goreng Hartati (Shalat Maghrib berjamaah).</li> </ul><div style="text-align: justify;"><br /> </div>

Info Jadwal Maulid Nabi Muhammad SAW di Bulan Januari 2016

1. Minggu, 3 Januari 2015 M / 22 Rabiul Awal 1437 H Maulid di kediaman Al Habib Abdullah bin Muhsin Al Attas Krasak Bekasi (Pagi). Maulid D...

Read more »