Aswaja Magazine

0
Pembawa Paham ISIS ke Indonesia
Pengamat terorisme asal Universitas Nanyang, Rohan Gunaratna, menyatakan paham ISIS dibawa pertama kali ke Indonesia oleh salah satu anggota Jamaah Islamiyah, Abdullah Sungkar. Paham-paham radikalisme ini bukanlah produk asli atau timbul dari masyarakat Indonesia sendiri, melainkan dibawa dari Timur Tengah.

"Karena corak keagamaan atau Islam di Indonesia lebih moderat," kata Ni'matul.

Profesor yang juga menjabat sebagai kepala Pusat Penelitian Politik dan Terorisme pun menyarankan, sebenarnya Indonesia memiliki segala sumber daya untuk bisa mencegah berkembangnya paham radikalisme ini. Menurut dia, ulama-ulama di Indonesia memiliki kemampuan untuk memberikan penyadaran dan sosialisasi terkait bahaya paham radikal ISIS tersebut.

"Mengatasi ISIS tidak hanya lewat perang, tapi juga dengan pendekatan pemahaman," tutur Rohan.

Namun, pola pendekatan secara kekerasan dan pendekatan yang lunak memang harus terus dilakukan untuk bisa mencegah penyebaran paham radikal ISIS tersebut. Rohan menyebut, selama ini Indonesia sudah cukup baik dalam menerapkan pola-pola itu secara berbarengan, yaitu lewat BNPT secara lunak dan Densus 88 secara lebih keras.

Rohan menambahkan, Indonesia memang harus berani untuk melakukan pelarangan buat kelompok-kelompok yang mendukung ISIS untuk melakukan propaganda, terlebih melakukan penggalangan dana. Sebab, hal ini dapat berdampak pada makin menguatnya dan potensi berkembangnya ISIS di Indonesia secara lebih luas. "Kalau tidak mereka bisa menyebar seperi virus," ujar Rohan.

Indonesia, ujar Rohan, juga harus terus membuka diri untuk bisa berjuang bersama dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara dalam memerangi ISIS. Rohan menyebut, tidak hanya di Indonesia, kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan ISIS juga berada di sejumlah negara tetangga, seperti Filipina dan Malaysia.

Di Filipina setidaknya ada tiga kelompok yang memiliki hubungan dengan ISIS, sedangkan di Malaysia ada tiga kelompok. "Perjuangan ini tidak sendirian, ada multipendekatan, yaitu pendekatan multiyuridiksi, multinasional, dan multidimensional serta menyeluruh," tutur Rohan. (REPUBLIKA.CO.ID)

https://www.google.com/contributor/welcome/?utm_source=publisher&utm_medium=banner&utm_campaign=ca-pub-2925047938169927
Visit Dukung Aswaja Magazine dengan menjadi Kontributor

Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Mubina Tour Indonesia | Follow FB Fanspages Mubina Tour Indonesia - Sub.

Post a Comment Blogger

 
Top