Aswaja Magazine

0
Memahami Ajaran Islam Sebagai Penangkal ISIS
Di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia saat ini akan terus berupaya mencegah masuknya kelompok atau paham Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), karena tak sejalan dengan pemahaman ajaran Islam sebagai “rahmatan lil alamin”.

ISIS dengan perilaku radikal lahir dengan berbagai sebab. Akar masalah munculnya radikalisme dalam organisasi itu -yang belakangan ini menuai kebencian di berbagai belahan dunia- adalah ketidakadilan.

ISIS lahir sebagai reaksi yang dirasakan mereka sebagai adanya ketidakpuasan itu. Bentuk ketidakadilan itu dijawab dengan cara jalan pintas, dilakukan dengan jalan kekerasan, karena dilandasi paham keagamaan tidak tepat, membawa ISIS kepada pemahaman yang radikal, jauh dari toleransi.

Masih ada yang memahami memberi hormat kepada bendera saja dianggap sebagai perbuatan thaghut. Dalam berbagai literatur, pemahaman thaghut dimaknai sebagai semua orang yang berseberangan dengan pemahaman mereka dianggap thaghut dan musuh yang harus dihabisi melalui aksi-aksi kriminal yang dijustifikasikan sebagai ajaran Islam seperti ightiyalat (operasi membunuh aparat) dan isytisyhadiah (bom bunuh diri).

Konsep Khilafah, Takfir, dan Jihad

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (LHS) didaulat menjadi narasumber pada Rakor Fungsi Intelkam Tahun 2015, di Mabes Polri, Senin (16/2/2014). Memaparkan Faham ISIS dalam Pandangan Islam, Menag membahas konsep khilafah, takfir, dan jihad di hadapan para perwira polisi.

Terkait khilafah, Menag mengungkap, bahwa dalam Islam, tidak ada konsep baku tentang khilafah. Menurutnya, saat Rasulullah meninggal, para sahabat berdebat tentang, siapa yang akan menggantikannya. Mereka kemudian bermusyawarah dan akhirnya Abu Bakar as-Syiddieq terpilih sebagai pemimpin, pengganti Rasul. “Dengan demikian, Abu Bakar, terpilih melalui Musyawarah,” terang Menag.

Belajar dari proses perdebatan panjang saat dia terpilih, lanjut Menag, maka saat mencari pengganti, Abu Bakar memakai sistem tunjuk, bukan Musyawarah. Saat itu, Abu Bakar menunjuk Umar bin Khattab sebagai penggantinya. Dengan berjalannya waktu, saat mencari penggantinya, Umar memakai metode yang berbeda, tidak bermusyawarah, tidak pula menunjuk. Umar, membentuk tim kecil yang beranggotakan 6 sahabat plus satu, yakni putranya Abdullah bin Umar. “Tim 6 plus satu ini lah yang menentukan siapa pengganti Umar. Semua sahabat boleh jadi penggantinya, kecuali anak Umar sendiri, yakni Abdullah bin Umar yang masuk sebagai tim plus,” tutur Menag.

Dikatakan Menag bahwa tim 6 menghasilkan keputusan untuk mengangkat Utsman bin Affan menjadi Khalifah pengganti Umar. Adapun penunjukan Ali bin Abu Thalib untuk menggantikan Utsman dilakukan dengan memakai sistem musyawarah.

“Jadi, tidak ada konsep jelas. Yang ada adalah lebih pada mengedepankan substansi dari kepemimpinan, yakni menjunjung tinggi keadilan, HAM, persamaan hak dan lain sebagainya,” terang Menag.

Menag juga bercerita, bahwa dalam sejarah Islam hingga kini, Bani Umayah, yang didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sofyan, merupakan satu-satunya kekhalifahan tunggal. Setelah itu, tidak ada. Yang ada, muncul banyak dinasti (kekhalifahan) dalam satu waktu. Jadi, kekhalifahan yang ada bersifat irisan. “Dengan demikian, cita-cita ISIS untuk mendirikan kekhalifahan tunggal berdasarkan syari’ah Islam, sangat tidak bisa dipahami,” ujar Menag.

Takfir
Menag mengatakan bahwa takfir adalah penjatuhan vonis kafir terhadap sesama Muslim yang tidak sependapat, sealiran, dan seideologi. Konsep takfir yang diperluas sehingga mencakup banyak kelompok muslim, memiliki konsekuensi boleh dibunuh atau diperangi, karena halal darahnya. Kebenaran dimonopoli, sehingga siapa pun yang tidak setuju dianggap sebagai pengkhianat, atau antek kafir, atau penguasa thagut yang harus diperangi.

Dalam memperjuangkan gagasannya, lanjut Menag, ISIS tidak segan untuk menggunakan kekerasan dan teror terhadap siapa pun, baik Muslim maupun non muslim yang berbeda dengan mereka. Kekerasan itu bahkan dipertontonkan di hadapan publik, seperti penyembelihan, pembakaran hidup-hidup, penembakan dan lain sebagainya, dan itu dilakukan atas nama Islam. Padahal, apa yang mereka lakukan, sangat tidak sejalan dengan Islam yang sangat memuliakan manusia.

“Islam menekankan akhlak mulia dalam setiap tindakan, karena tujuannya yang mulia, maka harus dicapai dengan cara yang mulia pula,” terang Menag

Menag menyatakan bahwa penggunaan kekerasan dalam mencapai tujuan, tidak dibenarkan dalam Islam. “Islam memerintahkan umatnya untuk mengajak dan merangkul semua kalangan dengan cara dan tujuan yang baik, bukan menebar ketakutan dan kekerasan,” tutur Menag sembari mengutip sabda Rasulullah Saw, sesungguhnya Allah Swt tidak mengutusku untuk melakukan kekerasan, tetapi untuk mencerdaskan dan memberikan kemudahan. (HR Ahmad).

Jihad
Terkait jihad, Menag melihat konsep ini sering disalahartikan, disalahtafsirkan, serta dipakai alasan untuk melakukan tindakan kekerasan. Menurutnya, jihad adalah upaya mengerahkan segala tenaga, harta, jiwa, dan pikiran untuk mengalahkan musuh. Dalam Islam, Jihad terbagi atas tiga macam; menghadapi musuh yang nyata, menghadapi setan, dan menghadapi nafsu yang ada dalam diri setiap kita.

“Di antara ketiganya, jihad melawan nafsu merupakan jihad paling berat,” ujar Menag seraya menyitir sabda Nabi Saw ketika baru saja kembali dari medan pertempuran: “Kita kembali dari jihad terkecil (bertempur), menuju jihad yang lebih besar, yakni jihad melawan hawa nafsu”

Ditegaskan Menag, bahwa memahami jihad dengar arti hanya perjuangan fisik dengan senjata adalah sebuah kekeliruan. Menurut Menag, sejarah turunnya ayat-ayat al-Qur’an membuktikan bahwa Rasul Saw telah diperintahkan berjihad sejak masih di Makkah. Hal ini jauh sebelum adanya izin mengangkat senjata untuk membela diri dan agama (QS. Al-Hajj: 39-40).

Namun demikian, pertempuran pertama dalam sejarah Islam, baru terjadi tahun ke-2 hijriyah, yakni Perang Badar. Hal ini menunjukkan bahwa perang yang diperkenankan dalam Islam adalah dalam rangka mempertahankan diri, agama, dan Tanah Air. Karena pada dasarnya, hubungan Islam dengan dunia luar, dibangun atas dasar perdamaian. “Perang dalam Islam, lebih bersifat defensif mempertahankan diri,” terang Menag.

Bahkan, lanjut Menag, Imam madzab 4 (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali) menyatakan bahwa sebab perang dalam Islam adalah karena permusuhan atau penyerangan orang kafir, bukan karena kekafiran atau perbedaan agama. “Karenanya, Islam, melarang muslim menyerang seseorang atau komunitas lantaran berbeda agama,” tandasnya.

Berikut sedikitnya diantara tindakkan-tindakan yang dilakukan ISIS diberbagai belahan dunia yang tak sejalan dengan pemahaman ajaran Islam sebagai “rahmatan lil alamin”: 

ISIS Ledakkan Masjid Bersejarah di Irak

Kelompok militan ISIS diberitakan menghancurkan masjid bersejarah di Provinsi Al-Anbar, Irak. Masjid bernama Al-Faruq yang hancur oleh bom tersebut merupakan masjid tertua di Al-Anbar.

Petugas keamanan di Provinsi Al-Anbar menyatakan Masjid Al-Faruq terletak di kota Al-Baghdadi. Masjid tersebut berjarak sekitar 90 km di sebelah barat Ramadi, ibu kota Al-Anbar.

Petugas tersebut mengatakan pada Al-Sumaria News bahwa pada Jumat (20/2), militan ISIS menanamkan bahan peledak di Masjid Al-Faruq. Kemudian, militan tersebut meledakkan bangunan masjid tertua di provinsi itu.

Vestnik Kavkaza melansir bahwa untuk memaksimalkan ledakan, militan ISIS mengelilingi bangunan Masjid Al-Faruq dengan bahan peledak. Pernyataan ini diinformasikan oleh perwakilan resmi dari administrasi Provinsi Al-Anbar, Irak.

"Sebagai akibat dari ledakan tersebut, bangunan masjid menjadi rata dengan tanah," ujar perwakilan tersebut.

Masjid Al-Faruq didirikan di pertengahan pertama abad ketujuh. Semenjak saat itu, bangunan masjid beberapa kali dipugar. Baru-baru ini, pemerintah Provinsi Al-Anbar bahkan menilai masjid tersebut sebagai situs suci yang sangat dihormati oleh para Muslim.

Sebagai Upaya Penyelamatan Turki Pindahkan Makam Raja Sulaiman

Turki memindahkan Makam Raja Sulaiman ke lokasi baru seiring evakuasi pasukan penjaga makamnya, Ahad (22/2). Perdana Menteri Ahmet Davutoglu mengatakan pemindahan ini dilakukan dengan operasi militer yang melibatkan 600 tentara, 100 tank dan kendaraan berlapis baja.

''Kami telah memberi perintah pada pasukan bersenjata Turki untuk menjaga nilai spiritual kita, juga keselamatan personil pasukan bersenjata,'' kata Davutoglu dalam siaran televisi.

Operasi tersebut dibagi dalam dua kelompok. Satu kelompok menyeberang ke wilayah Suriah untuk mencapai makam. Satu kelompok lagi menguasai daerah dekat perbatasan Turki yang direncanakan jadi lokasi makam baru.

Davutoglu mengatakan operasi ini telah menewaskan satu orang personil. Namun pemindahan berlangsung lancar hingga pasukan mengibarkan bendera Turki di situs makam baru.

Makam tersebut adalah milik Raja Sulaiman, kakek dari Utsman I, pendiri kekaisaran Utsmaniyah. Kerajaan Sulaiman runtuh pada awal abad 20 setelah Perang Dunia I.

Makam yang berada di 35 km dari Sungai Efrat itu adalah wilayah perang provinsi Aleppo Suriah dan dianggap sebagai wilayah Turki. Sekitar 40 orang tentara Turki menjaganya di Suriah dan membuat mereka menjadi target ISIS.

Davutoglu mengatakan tentara Turki menghancurkan kompleks makam sebelumnya agar tidak digunakan oleh ISIS. Pihak berwenang meluncurkan operasi militer tersebut pada Sabtu sekitar pukul 9 malam dan berakhir Ahad pagi waktu setempat.

Situs sepanjang sungai Efrat dihormati oleh Turki. Pada 1970, Turki juga memindahkan makam ke lokasi sebelum dipindahkan saat ini. Makam tersebut tadinya berada di sebuah kastil jauh di selatan Suriah namun terkena banjir dari bendungan.


Referensi:
Antaranews
Republika Online



https://www.google.com/contributor/welcome/?utm_source=publisher&utm_medium=banner&utm_campaign=ca-pub-2925047938169927
Visit Dukung Aswaja Magazine dengan menjadi Kontributor

Sudah berapa lama Anda menahan rindu untuk berangkat ke Baitullah? Melihat Ka’bah langsung dalam jarak dekat dan berkesempatan berziarah ke makam Rasulullah. Untuk menjawab kerinduan Anda, silahkan klik Mubina Tour Indonesia | Follow FB Fanspages Mubina Tour Indonesia - Sub.

Post a Comment Blogger

 
Top