Tsa'labi menceritakan pada gurunya, Abdullah bin Mas'ud, tentang sekumpulan bangsawan Quraisy yang mendatangi Rasulullah saw. Saat itu Rasul sedang duduk bersama Shuhaib, Amar, Bilal, dan sahabat lainnya dari kalangan fakir dan tertindas.
Para bangsawan itu masih berpikiran diskriminatif dan memandang kasta serta status sosial. Mereka belum paham kepribadian spiritual sahabat Rasulullah.
Mereka pun memprotes. "Wahai Muhammad, apa kau rela dengan orang (miskin) seperti mereka? Apa kami harus mengikuti mereka? Apa mereka diliputi rahmat Allah? Singkirkanlah mereka barangkali kami akan mengikutimu!"
Menjawab pikiran diskriminatif itu, turunlah ayat 52 surat Al-An'am: "Dan janganlah kamu mengusir orang yang menyembah Tuhannya pagi dan petang, sedang mereka menginginkan keridhaan-Nya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun atas perbuatan mereka dan mereka tidak memikul tanggung jawab sedikitpun atas perbuatanmu, yang karenanya kamu mengusir mereka sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim."
Lewat kehidupan Rasul, kita dapat melihat betapa Islam sangat menjunjung keadilan dan kesetaraan. Kita diajarkan melihat manusia sebagai manusia, karena nilai seseorang, hanya Allah yang tahu.
Post a Comment Blogger Facebook